Laman

Selasa, 05 Mei 2009

Jika Ganggu Stabilitas Pemerintahan, Wapres JK Lebih Baik Mundur


Jakarta - Saling serang antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) adalah hal yang biasa dalam suatu negara yang sudah dewasa dalam berdemokrasi. Namun demikian, jika hal itu dirasa akan menggangu stabilitas pemerintahan, JK lebih baik mundur dari jabatannya sebagai wapres.

"Jika kemudian itu (saling serang) menimbulkan ketegangan dan mengganggu stabilitas pemerintahan. Kalau memang harus mundur, ya mundur. Kalau itu suatu jalan keluar kenapa tidak," ujar pengamat politik dari LIPI Lili Romli saat berbincang dengan detikcom, Rabu (6/5/2009).

Seperti diberitakan, di hadapan sejumlah kader partainya di Makassar, Sulsel, JK menyatakan secara blak-blakan bahwa Partai Golkar kerap menjadi bemper bagi kebijakan pemerintah yang tidak populis. JK pun menilai dirinya sebagai orang yang paling berani menghadapi kritikan publik atas kebijakan tersebut.

'Serangan' JK itu dibalas oleh Jubir Kepresidenan yang juga Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Andi Mallarangeng. Ia mengatakan, posisi JK sebagai wapres didapat bukan karena Partai Golkar, melainkan PD. Sebab Golkar tidak mendukung JK pada Pilpres 2004. Dukungan Golkar saat itu untuk capres Wiranto.

Dalam sebuah pertemuan empat mata SBY dan JK pernah bersepakat untuk tidak saling serang dalam kontestasi Pilpres 2009. Namun, kesepakatan itu dilanggar dengan pernyataan yang belakangan dilontarkan oleh kedua belah pihak.

Menurut Lili, JK, yang pertamakali berinisiatif memulai serangan sebenarnya sudah siap dengan risiko pelanggaran kesepakatan tersebut.

"Artinnya JK menyadari itu pelanggaran dan JK sebenarnya siap untuk mundur," tegasnya.

Namun demikian, Lili menjelaskan, pengunduran diri JK sebagai wapres justru akan menimbulkan citra negatif masyarakat terhadap dirinya. Hal ini mengingat masyarakat Indonesia yang masih kental dengan sopan santun ala Timur.

"Kalau menyerang duluan kemudian mengundurkan diri, masyarakat menganggapnya sebagai sebuah pengkhianatan," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
 
Copyright © punakawan network
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com